Katak emas yang hilang pada 1980-an menjadi spesies no 1 yang akan dicari oleh lembaga internasional Conservation International.
Conservation International merupakan usaha terkoordinasi pertama untuk menemukan makhluk hilang itu. Diperkirakan lebih dari 30% spesies amfibi terancam punah.
Dalam survei taman nasional Panama, peneliti menemukan 40% spesies amfibia di area kecil itu menghilang antara 2004 hingga 2008.
“Amfibi sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan sehingga mereka sering menjadi indikator kerusakan ekosistem,” kata Robin Moore dari Conservation International.
“Hal itu diakibatkan perubahan cepat dan mendalam dari lingkungan global selama 50 tahun terakhir ini, khususnya perubahan iklim dan hilangnya habitat yang menghancurkan makhluk-makhluk luar biasa ini.”
Jamur patogen merupakan ancaman mematikan bagi amfibi. Beberapa katak dipindahkan ke habitat lain untuk memberi waktu para ilmuwan mencari cara melawan jamur ini.
Conservation International dan IUCN mendaftar sepuluh amfibi top mereka. Daftar ini berdasarkan signifikansi ilmiah serta estetika spesies itu.
Nomor 1 adalah kodok emas Kosta Rika yang tampaknya menuju kepunahan di 1980-an. Tidak diketahui penyebab kematian mereka, namun para peneliti mengasumsikan temperatur pemanasan mendorong wabah jamur.
Spesies lain sangat eksotis adalah salamander Turkestanian yang masuk no 7. Beberapa spesimen dikumpulkan dari Asia Tengah tahun 1909 namun spesimennya telah hilang.
“Pencarian hewan-hewan hilang ini bisa menghasilkan informasi sangat penting untuk menghentikan krisis kepunahan amfibi dan informasi ini membantu manusia agar lebih memahami planet ini," kata Claude Gascon, ketua IUCN Amphibian Specialist Group dan presiden eksekutif Conservation International.
Melindungi amfibi bukan hanya ide bagus bagi amfibi termasuk katak, kodok dan salamander, tapi juga memainkan peranan penting dalam menjaga serangga dan daur ulang nutrisi. Bahkan menjadi sumber obat penghilang rasa sakit dan obat-obatan lainnya.(Inilah)