Seorang perempuan China menggugat sebuah bioskop dan distributor film karena telah menyia-nyiakan waktunya dengan menampilkan iklan selama 20 menit sebelum film dimulai.
Chen Xiaomei, nama perempuan itu, menyatakan, Polybona Cinema Internasional di kota Xian di utara China dan distributor film Huayi Brothers Media Corporation seharusnya memberitahu dia berapa lama tayangan iklan sebelum film Aftershock diputar, lapor kantor berita Xinhua sebagaimana dikutip Telegraph, Kamis. Nona Chen, yang seorang pengacara, menuduh Polybona dan Huayi Brothers membuang-buang waktunya dan melanggar kebebasannya dalam membuat pilihan.
Gugatan atas kasus itu telah diterima Pengadilan Rakyat di Xian, ibu kota Provinsi Shaanxi, kata Xinhua, yang mengutip pernyataan dari kantor pengadilan itu. Nona Chen menuntut perusahaan itu mengembalikan uang tiketnya sebesar 35 yuan (sekitar Rp 45.000), membayar kompensasi 35 yuan dan satu yuan untuk kerusakan emosional, serta menuliskan permintaan maaf untuknya, kata laporan itu.
Dia juga menyarankan kepada gedung bioskop itu untuk memublikasikan waktu iklan di situsnya, di lobi atau di hotline pelanggan dan meminta Huayi Brothers untuk memotong waktu iklan menjadi kurang dari lima menit.
Film Aftershock, yang berkisah tentang gempa bumi yang menghancurkan sebuah kota di China tahun 1976, telah menjadi film domestik paling sukses, telah meraup 650 juta yuan, kata Xinhua. Film yang disutradarai Feng Xiaogang itu bercerita tentang reuni emosional seorang ibu dengan putrinya, tiga dekade setelah gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter yang menghancurkan kota Tangshan di utara China dan menewaskan lebih dari 240.000 orang.(kompas.com)
Chen Xiaomei, nama perempuan itu, menyatakan, Polybona Cinema Internasional di kota Xian di utara China dan distributor film Huayi Brothers Media Corporation seharusnya memberitahu dia berapa lama tayangan iklan sebelum film Aftershock diputar, lapor kantor berita Xinhua sebagaimana dikutip Telegraph, Kamis. Nona Chen, yang seorang pengacara, menuduh Polybona dan Huayi Brothers membuang-buang waktunya dan melanggar kebebasannya dalam membuat pilihan.
Gugatan atas kasus itu telah diterima Pengadilan Rakyat di Xian, ibu kota Provinsi Shaanxi, kata Xinhua, yang mengutip pernyataan dari kantor pengadilan itu. Nona Chen menuntut perusahaan itu mengembalikan uang tiketnya sebesar 35 yuan (sekitar Rp 45.000), membayar kompensasi 35 yuan dan satu yuan untuk kerusakan emosional, serta menuliskan permintaan maaf untuknya, kata laporan itu.
Dia juga menyarankan kepada gedung bioskop itu untuk memublikasikan waktu iklan di situsnya, di lobi atau di hotline pelanggan dan meminta Huayi Brothers untuk memotong waktu iklan menjadi kurang dari lima menit.
Film Aftershock, yang berkisah tentang gempa bumi yang menghancurkan sebuah kota di China tahun 1976, telah menjadi film domestik paling sukses, telah meraup 650 juta yuan, kata Xinhua. Film yang disutradarai Feng Xiaogang itu bercerita tentang reuni emosional seorang ibu dengan putrinya, tiga dekade setelah gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter yang menghancurkan kota Tangshan di utara China dan menewaskan lebih dari 240.000 orang.(kompas.com)