Seorang anak perempuan berusia dua tahun, anak seorang kolektor ular, difoto sedang menunggang seekor ular piton Burma raksasa di Rammalah, Palestina.
Ayahnya, Jamal Amwasi, seorang pegawai negeri sipil Palestina berusia 35 tahun. Amwasi memiliki selusin lebih ular, termasuk beberapa ular piton besar, yang semuanya hidup di gudang berukuran beberapa meter di rumahnya di Tepi Barat yang diduduki. "Ular-ular ini telah menjadi bagian dari keluarga. Setiap pagi dan malam saya memeriksa dan memberi mereka makan," katanya seperti dikuti Telegraph, Kamis (21/10).
Ketika masik anak-anak, Amwasi berburu burung dan kijang di bukit-bukit di sekitar Rammalah. Hobi itu akhirnya menuntunnya ke ular. Selain mengumpulkan ular lokal, ia juga telah mengimpor piton Burma dari seorang pedagang di Israel. Dia tahu, dalam nama-nama Ibrani, semua spesies yang berbeda dari ular-ular itu.
Sekitar 40 spesies ular hidup di Israel dan Tepi Barat dan sekitar 10 diantaranya berbisa, termasuk ular viper Sahara yang bertanduk, ular viper Palestina. Amwasi sebelumnya memiliki sekitar 20 ular berbisa, tapi kemudian menyingkirkan ular-ular itu karena takut binatang-binatang itu akan menggigit salah satu anaknya atau para tetangga. Dia bilang, dia melepaskan kembali ular-ular tersebut di daerah terpencil yang jauh dari kota.
Dia telah belajar sendiri bagaimana cara untuk mengobati berbagai gigitan, dan sekali pernah membantu para dokter mengelola antivenom (anti racun) untuk seorang anak 10 tahun yang digigit ular di sebuah desa dekat Ramallah. "Saya mendapat telepon dari seorang teman yang mengunjungi pasien di rumah sakit, dan dia mengatakan ada satu kasus kritis, seorang anak dokter dikatakan telah digigit ular."
Dia lalu berlari ke rumah sakit dan bertanya kepada anak itu, dia dari mana dia berasal. "Saya tahu di mana saja ular-ular berada di daerah ini, jadi saya tahu jenis ular berbisa yang ada di desa itu, serta antivenom-nya," kata dia. Dalam waktu tiga hari, anak itu pun pulih sepenuhnya.
Sekarang dia secara teratur mendapat panggilan dari orang-orang yang meminta dirinya untuk menyingkirkan ular yang merepotkan. Jika ular itu berbisa dia membunuhnya, jika tidak, dia akan menimpannya.
Di rumahnya, anak-anaknya menikmati piton sebagai hewan peliharaan. Ibrahim, 13 tahun, bertanggung jawab untuk memberi makan ular sepanjang tiga meter itu ketika ayahnya pergi. "Saya sama sekali tidak takut terhadap mereka," katanya bangga.
Natalie yang berusia dua tahun dulunya takut, tapi sekarang ia mencium ular-ular itu dan naik di punggung mereka saat ular-ular itu meluncur menyusuri jalan di depan rumahnya. "Saya sedang berpikir untuk membuatnya sebuah pelana," kata Amwasi.
Dia memelihara ayam, itik dan kelinci sebagai persediaan makanan untuk hewan peliharaannya itu. Dia minggu lalu dia memberi makan seekor anak domba ke salah satu dari ular itu. Anak domba itu, katanya, hampir sebesar Natalie.
Ayahnya, Jamal Amwasi, seorang pegawai negeri sipil Palestina berusia 35 tahun. Amwasi memiliki selusin lebih ular, termasuk beberapa ular piton besar, yang semuanya hidup di gudang berukuran beberapa meter di rumahnya di Tepi Barat yang diduduki. "Ular-ular ini telah menjadi bagian dari keluarga. Setiap pagi dan malam saya memeriksa dan memberi mereka makan," katanya seperti dikuti Telegraph, Kamis (21/10).
Ketika masik anak-anak, Amwasi berburu burung dan kijang di bukit-bukit di sekitar Rammalah. Hobi itu akhirnya menuntunnya ke ular. Selain mengumpulkan ular lokal, ia juga telah mengimpor piton Burma dari seorang pedagang di Israel. Dia tahu, dalam nama-nama Ibrani, semua spesies yang berbeda dari ular-ular itu.
Sekitar 40 spesies ular hidup di Israel dan Tepi Barat dan sekitar 10 diantaranya berbisa, termasuk ular viper Sahara yang bertanduk, ular viper Palestina. Amwasi sebelumnya memiliki sekitar 20 ular berbisa, tapi kemudian menyingkirkan ular-ular itu karena takut binatang-binatang itu akan menggigit salah satu anaknya atau para tetangga. Dia bilang, dia melepaskan kembali ular-ular tersebut di daerah terpencil yang jauh dari kota.
Dia telah belajar sendiri bagaimana cara untuk mengobati berbagai gigitan, dan sekali pernah membantu para dokter mengelola antivenom (anti racun) untuk seorang anak 10 tahun yang digigit ular di sebuah desa dekat Ramallah. "Saya mendapat telepon dari seorang teman yang mengunjungi pasien di rumah sakit, dan dia mengatakan ada satu kasus kritis, seorang anak dokter dikatakan telah digigit ular."
Dia lalu berlari ke rumah sakit dan bertanya kepada anak itu, dia dari mana dia berasal. "Saya tahu di mana saja ular-ular berada di daerah ini, jadi saya tahu jenis ular berbisa yang ada di desa itu, serta antivenom-nya," kata dia. Dalam waktu tiga hari, anak itu pun pulih sepenuhnya.
Sekarang dia secara teratur mendapat panggilan dari orang-orang yang meminta dirinya untuk menyingkirkan ular yang merepotkan. Jika ular itu berbisa dia membunuhnya, jika tidak, dia akan menimpannya.
Di rumahnya, anak-anaknya menikmati piton sebagai hewan peliharaan. Ibrahim, 13 tahun, bertanggung jawab untuk memberi makan ular sepanjang tiga meter itu ketika ayahnya pergi. "Saya sama sekali tidak takut terhadap mereka," katanya bangga.
Natalie yang berusia dua tahun dulunya takut, tapi sekarang ia mencium ular-ular itu dan naik di punggung mereka saat ular-ular itu meluncur menyusuri jalan di depan rumahnya. "Saya sedang berpikir untuk membuatnya sebuah pelana," kata Amwasi.
Dia memelihara ayam, itik dan kelinci sebagai persediaan makanan untuk hewan peliharaannya itu. Dia minggu lalu dia memberi makan seekor anak domba ke salah satu dari ular itu. Anak domba itu, katanya, hampir sebesar Natalie.