Selain manusia, bumi dulu juga ditempati oleh para Titan. Zeus sangat tidak menyukai beberapa titan, dan titan yang paling tak disukainya adalah Promotehus, yang bersikukuh hendak mencuri cahaya pengetahuan dari puncak gunung Olympus.
Nietzsche sangat mengagumi titan satu ini, yang menurutnya memiliki ciri “uebermensch” (sebagian menerjemahkannya “superman”, tapi penerjemah spesialis Nietzsche, Walter Kauffman, lebih suka menerjemahkannya menjadi “overman”. St. Sunardi, dalam bukunya tentang Nietzsche yang diterbikan lkis, menerjemahkan uebermensch menjadi “adimanusia”).
Zeus, diceritakan, juga membenci titan lainnya yang bernama Ephimetheus. Dia adalah kakak Promotheus. Untuk itu Zeus memerintahkan seorang dewa yang dikenal buruk rupa, tapi memiliki keahlian seni yang mumpuni untuk membuat sebuah patung perempuan.
Nama dewa itu Haphaestus. Dia adalah anak Zeus dari hasil perkimpoian dengan Hera. Karena dia memendam asmara tak kesampaian dengan Aprhodite, maka ia pun membuat patung perempuan yang kecantikannya menyerupai Aphrodite.
Penciptaan patung tersebut juga dipenuhi berkah dari dewa-dewi lainnya. Aphrodite menganugerahinya kecantikan, keanggunan, dan gairah. Hermes memberinya kecerdikan, keberanian, dan kemampuan untuk membujuk.
Demeter menunjukkannya cara memelihara taman. Athena mengajarinya ketangkasan dan memberi roh pada pandora. Apollo mengajarinya bernyanyi dengan merdu dan memainkan alat musik petik. Poseidon memberinya kalung mutiara dan kesaktian agar tak pernah tenggelam.
Horae menambah daya tarik pandora dengan menghiasi rambutnya dengan rangkaian bunga dan tumbuhan lain untuk membangkitkan ketertarikan para pria padanya. Hera memberinya rasa ingin tahu. Zeus membuatnya nekat, nakal, dan suka bermalas-malasan.
Zeus senang dengan kesempurnaan patung itu, lantas memberi patung itu kehidupan. Patung itu sendiri bentuknya lebih kecil dari ukuran manusia umumnya. Patung yang sudah diberi kehidupan itu diberi nama Pandora. Oleh Zeus, Pandora dititipi pula sebuah kotak rahasia yang tak boleh dibukanya.
Zeus lantas menghadiahkan patung itu pada Ephimetus. Kendati Promotheus sudah memeringatkan kakaknya akan kemungkinan tipu muslihat Zeus, Ephimetus telanjur menyukai dan mencintainya, karena Pandora memang sangat cantik.
Singkat kata, Pandora dan Ephimetus hidup berdampingan. Pandora sendiri hingga beberapa lama mampu menaati perintah untuk tidak membuka kotak itu. Tapi, lama kelamaan, Pandora penasaran dengan apa isi kotak yang dititipkan padanya.
Maka, dibukanyalah kotak tersebut. Dari dalam kotak, berhamburanlah segala macam keburukan, seperti penyakit, wabah kesedihan, dan keputusasaan. Sejak itu, bumi mulai mengenal penyakit dan segala keburukan hidup lainnya.
Ternyata, di dalam kotak itu juga masih ada satu benda lain. Benda itu berbentuk kecil, namanya : “harapan”. Benda inilah yang kelak digunakan manusia di Bumi untuk terus bertahan dari segala macam penyakit, wabah, kesedihan, dll