"Para Pria, Putihkan Kulitmu di Facebook

Produk perawatan kulit, Vaselin membuat terobosan baru dalam promosinya. Vaselin meluncurkan sebuah widget atau aplikasi yang memungkinkan para pengguna jaringan sosial membuat foto profil mereka nampak lebih putih.

Aplikasi baru Vaseline menjanjikan 'Ubah Wajah Anda di Facebook dengan Vaselin Men' dan memajang wajah aktor ganteng Bollywood, Shahid Kapur dengan wajah gelap dan terang.

Aplikasi 'pemutih kulit' itu diciptakan untuk mempromosikan krim baru pemutih kulit.

Iklan tersebut menghidupkan kembali perdebatan tentang isu 'pentingnya berkulit putih' di India. Tak hanya bagi wanita, tapi juga para pria.

Industri produk pemutih kulit diperkirakan meraup penghasilan sekitar US$172 juta di India. Iklan tersebut memperoleh tentangan kelompok hak asasi manusia -- karena dianggap memperkuat prasangka kuno bahwa warna kulit akan menentukan keberhasilan hidup seseorang.

Jajak pendapat tahun 2009, jajak pendapat di situs kencan, Shaadi,com, mengumpulkan 12.000 orang secara online mengungkapkan warna kulit merupakan kriteria penting memilih pasangan di tiga negara bagian di India.

"Para pria makin gelisah dan ingin memiliki kulit lebih cerah," kata profesor sosiologi dari Universitas Jawaharlal Nehru, TK Oommen, seperti dimuat laman Sydney Morning Herald.

"Orang India yakin jika orang punya kulit yang lebih terang, itu berarti berasal dari kasta yang lebih tinggi, Brahmana," tambah dia.

"Bangsa Arya, yang datang dari Asia Tengah, lalu bangsa Portugis, Perancis, dan kolonialisasi Inggris kemungkinan besar ikut andil menciptakan persepsi negatif para orang berkulit gelap," jelas Oommen.

Tak hanya produk asing, perusahaan kosmetik raksasa India, Emami meluncurkan krim pemutih untuk laki-laki pertamanya pada 2005 -- 27 tahun setelah peluncuran produk sejenis untuk perempuan. Wajah aktor Shahrukh Khan dipajang jadi modelnya.

Iklan tersebut juga menuai kritik. Aktivis hak asasi manusia Sikh yang berbasis di London, Kiran Kaur kepada BBC mengatakan, ide keharusan memiliki kulit terang adalah sebuah kemunduran.

Tak hanya soal degradasi kepercayaan diri. Krim pemutih kulit juga bisa berakibat buruk bagi kesehatan.

Januari lalu, harian New York Times melaporkan efek samping produk pemutih kulit, juga versi palsunya -- yang mengandung bahan berbahaya. Setidaknya ada satu kasus dalam seminggu di Amerika Serikat.