DEPOK - Banyaknya kesalahan penulisan sejarah mengenai Soekarno, dinilai sebagai rekayasa dan kebohongan publik. Karena itu, pemerintah diminta merevisi semua buku sejarah yang memuat tentang sejarah Presiden RI pertama itu.
Hal itu disampaikan oleh sejarawan JJ Rizal. Menurut dia, kesalahan sejarah ini sebagai pembunuhan karakter Soekarno yang hingga kini masih dituangkan dan dipelajari oleh para murid melalui buku-buku sekolah. Salah satunya rekayasa itu adalah kesalahan tempat lahir Soekarno yang tidak di Blitar, melainkan di Surabaya.
“Dulu Soekarno dinilai sebagai sosok yang membahayakan dan luar biasa menakutkan pada zaman orde baru. Soekarno pun dimakamkan di Blitar yang katanya tanah kelahirannya, padahal itu tanah kelahiran ayahnya. Setelah itu mulai disusun semacam kebohongan sejarah yang diperkenalkan melalui buku-buku sekolah ataupun biografi,” ujarnya saat ditemui okezone di kantornya, Depok, Selasa (31/08/10).
Pembunuhan karakter tokoh berwibawa ini, kata Rizal, makin melekat ketika Soekarno dikaitkan dengan keterlibatannya gerakan 30 September. “Soekarno alami pembunuhan karakter tidak hanya satu kasus, tapi pada tahun 1965, maupun proyek mercusuar yang disebut-sebut merusak ekonomi Indonesia,” jelas dia.
Rekayasa lainnya, kata dia, adalah soal makam yang dikatakan sebagai kemauan Soekarno sendiri dimakamkan di Blitar. Padahal, keluarga semua tahu kalau Soekarno ingin dikuburkan di Bogor di dekat pusara istrinya, sesuai wasiatnya.
JJ Rizal menyarankan Kementrian Pendidikan Nasional untuk menulis ulang serta mengoreksi sejarah Soekarno yang ada di buku-buku sejarah.
“Hampir semua data buku sekolah salah, dan dikerjakan oleh puskur, mengambil sumber dari sumber sejarah resmi, sejarah resmi yang sudah rusak, salah dan dibelokkan, direkayasa oleh pemerintah Orba. Soekarno salah satu tokoh nasioanal yang data dirinya diselewengkan,” tandasnya.(okezone.com)