Berdasarkan tes DNA, Adolf Hitler merupakan keturunan Yahudi dan Afrika. Padahal, Hitler berusaha memusnahkan dua ras yang dinilainya ‘sub-manusia’ itu.
Wartawan Jean-Paul Mulder dan ahli sejarah Marc Vermeeren menggunakan DNA Hitler untuk melacak sistem kekeluargaannya. Salah satunya adalah seorang petani Austria.
Sebuah majalah berita Belgia melaporkan sampel air liur diambil dari beberapa orang terkait dengan Hitler.
Kromosom yang disebut sebagai Haplopgroup E1b1b (Y-DNA) sangat jarang mereka temui di kebangsaan Jerman ataupun masyarakat Eropa Barat.
“Kromosom ini banyak ditemui di kawasan Algeria, Libya dan Tunisia, serta beberapa bangsa Yahudi seperti Ashkenazi dan Sephardic,” kata Vermeeren seperti dikutip dari Daily Mail.
“Ini bisa menjadi salah satu bukti bahwa Hitler memiliki kaitan dengan orang-orang yang ia benci,” kata Mulders.
Haplogroup E1b1b1 rata-rata berada di sekitar 18-20% warga Ashkenazi dan 8,6-30% dari kromosom masyarakat Sephardic. Padahal, ini merupakan salah satu pendiri garis keturunan utama penduduk Yahudi.
“Ini adalah hasil yang mengejutkan,” kata Ronny Decorte, ahli genetik yang setuju bahwa Hitler mungkin memiliki garis keturunan yang sama dengan masyarakat Afrika Utara.
“Sulit untuk memprediksi, apa yang terjadi dengan informasi ini apabila diketahui oleh lawan atau pendukung Hitler.”
DNA ini telah diuji dalam kondisi laboratorium yang ketat untuk mendapatkan hasilnya. Ini bukan pertama kali dalam sejarah yang menunjukkan Hitler memiliki kaitan dengan leluhur Yahudi.
Ayah Hitler, Alois, diperkirakan merupakan keturunan dari seorang gadis bernama Maria Schickelgruber dengan pria Yahudi benama Frankenberger. Laporan lain menunjukkan bahwa keponakan Hitler, Patrick, mencoba memeras pamannya atas garis darah ayahnya.
Hitler kemudian meminta pengacaranya, Hans Frank, untuk menyelidiki klaim tersebut. Beberapa waktu sebelum pecahnya Perang Dunia II, Hitler mengumumkan bahwa tuduhan tersebut tidak memiliki bukti kuat.
“Hitler tentu tidak akan bahagia mendengar informasi ini,” kata Decorte dari Catholic University of Leuven.
Sampel DNA diambil dari Stuart-Houston yang merupakan cucu keponakan Hitler.(vivanews.com)