Dr Paul Zimansky, profesor bidang arkeologi dan sejarah kuno di State University of New York Stony Brook mengatakan “Saya rasa ini semua memiliki ciri dari sebuah cerita, namun di beberapa kasus terdapat beberapa hal yang tidak dapat diselidiki secara arkeologi.”
Banjir sangat besar banyak diceritakan di berbagai budaya kuno termasuk Sumeria, Babilonia, Yunani, Hindu, Galia, Skandinavia dan beberapa legenda China.
“Hal yang aneh”, menurut Zimansky “meskipun banyak sekali tulisan yang menyebutkan berbagai banjir di beberapa kebudayaan, arkeolog belum menemukan bukti soal ini”.
Jika Anda berpegang pada agama secara harfiah, kata Zimansky, “Kapal ini dalam konteks arkeologi akan terdapat di lapisan banjir, dan ini tidak sekadar lapisan banjir yang kecil. Ini terjadi di seluruh dunia, dan tidak ada lapisan banjir besar yang ditemui.”
Di lain pihak, Dr John Morris kepala arkeologi di Institute for Creation Research menolak pendapat arkeolog seperti Zimansky.
“Ini semua tergantung dari asumsi,” kata Morris. “Saya rasa mereka memandang ini melalui kacamata yang salah.”
Morris mengatakan banjir besar bisa membentuk permukaan tanah di seluruh planet, misalnya munculnya patahan seperti Grand Canyon, bahkan pemisahan besar dari daratan seperti benua Afrika dan Amerika Selatan.
“Segala sesuatu di bumi menunjukkan bukti soal banjir,” jelas Morris.
Oleh karena itu Morris yakin ada sesuatu di atas Gunung Ararat. Dia mengatakan ada ratusan saksi mata yang mengatakan bahwa mereka melihat kapal yang besar.
Beberapa di antaranya adalah para pilot di atas area itu selama Perang Dunia II. Beberapa data militer dan pencitraan tanah juga menampilkan sesuatu yang mirip buatan manusia di atas gunung.
Morris telah memimpin 13 ekspedisi ke Gunung Ararat untuk mencari Kapal Nuh.