Kita mungkin pernah mendengar pepatah, “Gajah di depan mata tak nampak, tapi semut di seberang lautan terlihat jelas.” Pepatah ini sebenarnya sangat akrab dengan kebiasaan sehat.
Mungkin tanpa disadari, kita mengatakan apa yang dikonsumsi orang lain tidak sehat. Tapi ternyata tempat menyimpan makanan kita, masih banyak makanan-makanan yang tinggi lemak trans, lemak tak jenuh, tinggi gula, bahkan tinggi garam. Ayo coba dicek apakah 6 makanan tersebut ada di dalam kulkas kita?
1. Mayones
Putih dan creamy, mayones adalah penambah citarasa yang secepat kilat dapat menaikkan kalori serta lemak dalam tubuh kita.
Walaupun sebenarnya, kita boleh-boleh saja untuk menikmati mayones, selama takarannya satu atau dua sendok teh setiap hari. Permasalahannya adalah, penggila mayones merasa ada yang kurang apabila menggunakannya dalam jumlah terbatas. Walhasil kita selalu menambah mayones sehingga tanpa disadari takarannya sudah mencapai ¼ mangkuk dengan 360 kalori dan 40 gram lemak.
Solusinya, khususnya bagi pencinta mayones, pilihlah yang rendah kalori tapi tetap dapat menikmati mayonnaise. Adapun mayones yang harus dihindari adalah mustard, BBQ sauce, salsa chili, atau taco sauce. Tapi tetap ingat, untuk menikmatinya dalah jumlah wajar, yaitu dua sendok teh.
2. Minuman soda atau manis.
Minuman manis dan soda ada di mana-mana. Tak hanya di restoran kecil tapi juga warung-warung kecil, hingga supermarket. Sebenarnya minuman jenis ini disebut sebagai minuman yang tak bernutrisi tapi memiliki kalori yang sangat tinggi.
Dan sebuah penelitian membuktikan, kita lebih memilih menambah minuman manis atau soda ketimbang mengurangi makanan berlemak. Bahkan kebanyakan dari kita justru menikmati minuman ini dengan makanan berlemak. Jadi dari sinilah sumber ekstra kalori berasal.
Gantilah minuman manis dan soda ini dengan air putih. Sebab air putih adalah cairan paling cocok untuk tubuh agar tetap terhidrasi. Tapi jika kita ingin variasi cobalah teh hijau atau black tea. Ini tak hanya membuat kita terhidrasi tapi juga mensuplai antiokisidan ke dalam tubuh.
3. Daging olahan.
Daging olahan adalah daging yang dibuat dengan proses pengasapan atau penggaraman. Contohnya ham atau bologna adalah daging olahan yang kaya akan sodium serta lemak.
American Institute for Cancer Research bahkan mencurigai zat kimia tambahan yang digunakan dalam proses pengolahan daging tersebut, berpotensi untuk memicu munculnya sel-sel kanker dalam tubuh.
4. Hot dogs dan sosis
Sebenarnya keduanya memang masuk dalam daging olahan dan pasti selalu ada di dalam lemari es kita. Sebab kita selalu ingin yang praktis untuk makan malam atau sarapan.
Mengapa hot dogs dan sosis menjadi makanan tak sehat dalam lemari es? Kedua makanan ini tinggi akan sodium (520-680 miligram per 200 gram penyajian) dan lemak (total lemak 23 gram dan 7 gram lemak jenuh per sajian). “Ini adalah takaran yang berlebih bagi tubuh kita,” ucap Elaine Magee, MPH, RD, pakar Nutrisi yang sudah menulis lebih dari 25 buku mengenai nutrisi.
Coba ganti dengan ayam, ikan, atau udang sebagai bahan baku untuk dimasak dalam waktu singkat. Apalagi jika menambahkannya dengan potongan jamur portabella, terong, atau red pepper. Makanan kita akan selalu menggugah selera dan sudah pasti sehat.
5. Produk olahan susu
Produk olahan susu memang mengandung protein, kalsium, vitamin B-12, dan riboflavin yang sangat berguna bagi tubuh. Tapi kita harus memberi perhatian tambahan pada kandungan lemak dan kolesterol yang ada di dalamnya. Misalnya saja, jika dalam sehari kita mengonsumsi 1.600 gram olahan susu dalam sehari, kalori yang masuk ke dalam tubuh adalah 1.904, 105 gram lemak, 59,5 gram lemak jenuh, dan 315 miligram kolesterol. Takaran ini seharusnya kita nikmati dalam seminggu, bukan sehari.
Yang perlu kita ganti adalah, pilihlah produk olahan susu yang rendah lemak. Dan hampir semua susu, keju, yogurt, atau keju krim, memberikan kita pilihan rendah lemak.
6. French Fries Beku
Frencs fries, menurut Magee, adalah makanan yang sulit sekali dijauhkan dari kita. Tak hanya penduduk di Amerika tapi hampir seluruh dunia sudah ‘kecanduan’ French fries atau kentang goreng.
Penduduk Indonesia misalnya, yang dulunya tak akrab dengan makanan renyah ini, sekarang seolah tak bisa jauh. Sarapan, makan siang, bahkan makan malam pun, akan selalu menjadi waktu yang pas untuk menikmati kentang goreng.
Walhasil banyak supermarket menyediakan French fries beku. Mulai dalam bentuk kemasan apik, sampai kiloan dengan harga yang sangat bersaing. Dengan cara memasak yang mudah, tak heran jika makanan ini selalu menjadi incaran untuk distok dalam lemari es.
Padahal dalam sajian kecilnya saja, sekitar 300 gram, mengandung 8-11 gram lemak, 3 gram lemak jenuh, dan 390-540 miligram sodium. “Ini masih harus ditambah dengan kalori yang masuk sebanyak 190 kalori ke dalam tubuh setiap kali kita makan 300 gram kentang goreng,” ucap Magee seraya menyebutkan, kebanyakan dari kita justru merasa tak tahu kapan berhenti ketika berhadapan dengan kentang goreng.
Jika kita ingin mendapatkan kenikmatan yang sama dari kentang, ubahlah teknik memasaknya. Ganti kentang goreng dengan kentang rebus atau panggang. Ini akan memberikan kita nutrisi yang sama, hanya saja tanpa lemak, lemak jenuh, dan sodium.
Sebenarnya kalau kita mau jujur, kendali pilihan makanan yang dapat masuk ke dalam lemari es ada di tangan kita. Jadi jangan bersusah payah memandangi makanan tak sehat di piring orang lain, jika di rumah kita sendiri masih menyimpan beragam makanan tak sehat dan cepat saji. Waktunya berubah dan itu harus dimulai dari kemampuan kita mengendalikan isi lemari es.(kompas.com)