Sedikitnya dua jenis anggrek endemis Kalimantan Selatan, yakni Dendrobium lowii dan Dendrobium hepaticum saat ini sangat sulit ditemukan di alam liar. Untuk mendapatkan jenis anggrek ini orang harus berburu ke penangkar, bahkan membeli ke penangkar anggrek di luar negeri.
Wakil Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Kalsel Ferry F Hoesoen, di Banjarmasin, Senin (6/9/2010), mengemukakan kedua jenis anggrek ini dulu bisa ditemukan di tempat yang kini menjadi Kota Banjarmasin. Namun, sekarang di Pegunungan Meratus pun sangat susah ditemukan. "Dua tahun kami melakukan observasi lapangan namun belum juga menemukan," ujarnya.
Dendrobium lowii memiliki ciri-ciri hampir sama dengan jenis dendrobium lainnya yang tumbuh di Pegunungan Meratus. Batang Dendrobium lowii agak berbulu dengan bunga warna kuning terang dan ukuran kelopak bunganya 4-5 sentimeter. Sedang Dendrobium Hepaticum memiliki ciri-ciri bunga berwarna seperti hati.
"Kemarin ada pameran di Singapura, terpaksa kami membeli dari sana. Itupun hanya sedikit, karena sudah diborong orang," ujarnya. Karena itulah, meski cukup sulit PAI Kalsel kini berusaha untuk mendapatkan bibit anggrek yang telah langka itu guna dikembangkan lagi di Kalsel.
Yulianto mengatakan selain Dendrobium lowii dan hepaticum, ada satu lagi yakni Spathoglottis aurea yang juga sulit ditemukan. Anggrek langka ini umumnya memiliki sifat sulit berkembang biak. Selain itu, bentuknya juga unik sehingga memancing orang untuk memiliki.
Kalau anggrek bulan Phalaenopsis amabilis var Palaihari itu juga sudah tidak ada di alam. "Untungnya para pecinta anggrek Kalsel masih memiliki jenis ini, dan perkembangbiakannya masih bisa keluar anakan di samping batang induk. Jadi dia tidak hilang begitu saja layaknya Dendrobium lowii dan Dendrobium hepaticum," ujar Yulianto.
Wakil Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Kalsel Ferry F Hoesoen, di Banjarmasin, Senin (6/9/2010), mengemukakan kedua jenis anggrek ini dulu bisa ditemukan di tempat yang kini menjadi Kota Banjarmasin. Namun, sekarang di Pegunungan Meratus pun sangat susah ditemukan. "Dua tahun kami melakukan observasi lapangan namun belum juga menemukan," ujarnya.
Dendrobium lowii memiliki ciri-ciri hampir sama dengan jenis dendrobium lainnya yang tumbuh di Pegunungan Meratus. Batang Dendrobium lowii agak berbulu dengan bunga warna kuning terang dan ukuran kelopak bunganya 4-5 sentimeter. Sedang Dendrobium Hepaticum memiliki ciri-ciri bunga berwarna seperti hati.
"Kemarin ada pameran di Singapura, terpaksa kami membeli dari sana. Itupun hanya sedikit, karena sudah diborong orang," ujarnya. Karena itulah, meski cukup sulit PAI Kalsel kini berusaha untuk mendapatkan bibit anggrek yang telah langka itu guna dikembangkan lagi di Kalsel.
Yulianto mengatakan selain Dendrobium lowii dan hepaticum, ada satu lagi yakni Spathoglottis aurea yang juga sulit ditemukan. Anggrek langka ini umumnya memiliki sifat sulit berkembang biak. Selain itu, bentuknya juga unik sehingga memancing orang untuk memiliki.
Kalau anggrek bulan Phalaenopsis amabilis var Palaihari itu juga sudah tidak ada di alam. "Untungnya para pecinta anggrek Kalsel masih memiliki jenis ini, dan perkembangbiakannya masih bisa keluar anakan di samping batang induk. Jadi dia tidak hilang begitu saja layaknya Dendrobium lowii dan Dendrobium hepaticum," ujar Yulianto.